Tugas 1 Bahasa Indonesia
Kelompok : Afrizal Azhari 10110266
Baruna Sukmana 11110333
Hendrian 13110219
Menyoroti Pemakaian “Nol”
dan
“Kosong” di Masyarakat
Mahmud Jauhari Ali
Banjarmasin Post
Berbahasa Indonesia dengan benar dalam komunikasi
merupakan sebuah bukti kecintaan kita kepada bangsa, negara, dan tanah air kita. Bahasa Indonesia tidak dapat kita
lepaskan dengan
rakyat Indonesia itu sendiri karena rakyat Indonesia adalah pengguna sekaligus
pendukung bahasa Indonesia. Hidup dan matinya bahasa Indonesia sebenarnya tergantung pemakaiannya oleh rakyat
Indonesia.
Kita sebagai rakyat Indonesia harus memakai bahasa Indonesia secara baik dan
benar untuk melestarikan dan menduniakan bahasa Indonesia. Pemakaian
bahasa Indonesia itu sendiri sebenarnya
merupakan sebuah kebutuhan bagi kita untuk dapat berkomunikasi dengan orang
lain.
Apa jadinya jika kita tidak memakai bahasa Indonesia saat ingin berkomunikasi
dengan orang yang tidak menguasai bahasa daerah kita. Tentunya kita kesulitan dalam
mengungkapkan isi pikiran dan perasaan kita kepada orang lain tersebut. Dalam kaitannya
dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat, terdapat satu masalah
yang hingga saat ini masih terjadi.
Kita tentu sering mendengar orang menggunakan kata kosong untuk
menyebut angka yang dilambangkan dengan “0” di masyarakat. Hal ini kerap kita
dengar saat orang menyebut angka tersebut di awal nomor telepon seluler.
Contohnya, kosong delapan sembilan belas
dan seterusnya. Jika kita perhatikan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga tahun
2001, kata kosong itu
mengandung beberapa makna. Makna pertama ialah ‘tidak berisi’. Makna yang
pertama ini dapat kita pakai dalam kalimat seperti, Lemari kosong ini
dapat kita gunakan untuk menyimpan pakaian anak-anak kita. Makna kedua
ialah ‘tidak berpenghuni’. Makna yang kedua ini dapat kita pakai dalam kalimat
seperti, Rumah itu sudah lama kosong. Makna-makna lainnya
dari kata kosong ini ialah ‘hampa’, ‘tidak mengandung arti’,
‘tidak bergairah’, ‘tidak ada yang menjabatnya’, ‘tidak ada sesuatu yang
berharga’, dan ‘tidak ada muatannya’.
Makna-makna dari kata kosong di
atas tidak ada satu pun yang mengarah kepada kata bilangan. Padahal angka yang
dilambangkan dengan “0” merupakan kata bilangan. Dengan melihat makna-makna
kata kosong tersebut, tentulah kita tidak tepat memakai
kata kosong untuk menyebut angka yang dilambangkan dengan “0”
seperti dalam deret pertama nomor telepon seluler. Lalu adakah kata dalam
bahasa Indonesia yang tepat untuk kita gunakan dalam menyebut angka yang
dilambangkan dengan “0” itu? Jawabanya adalah ada. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ketiga tahun 2001 terdapat kata nol yang bermakna ‘bilangan
yang dilambangkan dengan 0’. Kata nol inilah yang tepat kita pakai
untuk menyebut angka yang dilambangkan dengan “0”.
Melihat kenyataan di masyarakat kita saat
ini dan kita kaitkan dengan kebenaran dalam pemakaian bahasa Indonesia, sudah
saatnya kita tidak menggunakan kata yang salah seperti kata kosong tersebut.
Jika kita ingin menyebut angka-angka dalam nomor telepon seluler, pakailah kata
yang benar dalam bahasa Indonesia. Misalnya 085751076399 pakailah kata nol untuk
menyebut angka pertama dan ketujuh dalam nomor telepon tersebut. Kita sebaiknya
tidak menggunakan kata kosong untuk menyebut angka pertama dan
ketujuh dalam nomor telepon contoh di atas. Hal ini disebabkan kata kosong bukanlah
kata bilangan.
Sebagaimana yang sudah saya paparkan di
atas, marilah kita berusaha untuk berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Dalam hal ini tentunya kata yang benar untuk menyebut angka yang dilambangkan
dengan “0” juga harus kita pakai. Kata yang benar untuk penyebutan angka yang
dilambangkan dengan “0” ini adalah kata nol karena kata nol bermakna
‘bilangan yang dilambangkan dengan 0’. Pemakaian kata yang salah dalam
berbahasa Indonesia saharusnya kita hindari sejauh mungkin. Berbahasa
Indonesialah secara baik dan benar untuk menuju masyarakat madani dalam hal
berbahasa. Bagaimana menurut Anda?
KESIMPULAN: Masih
ada beberapa pemilihan diksi dan struktur kalimat yang tidak tepat menurut
kami. Seperti pada kalimat berikut :
·
Berbahasa Indonesia
dengan benar dalam komunikasi
merupakan sebuah bukti kecintaan kita kepada bangsa, negara, dan tanah air kita. Kata komunikasi seharusnya berkomunikasi. Kata kita di
akhir kalimat seharusnya tidak usah digunakan lagi
·
Hidup dan matinya bahasa Indonesia sebenarnya tergantung pemakaiannya oleh rakyat Indonesia. Akhiran –nya tidak perlu digunakan karena sudah ada kata bahasa Indonesia. Kalimat terakhir
seharusnya : tergantung rakyat Indonesia dalam penggunaannya.
·
Pemakaian bahasa Indonesia
itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah kebutuhan bagi
kita untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Kalimat tersebut kurang jelas, seharusnya :
Pemakaian bahasa Indonesia merupakan kebutuhan bagi kita agar dapat
berkomunikasi dengan orang lain dari daerah yang berbeda-beda.
·
Tentunya kita kesulitan dalam
mengungkapkan isi pikiran dan perasaan kita kepada orang lain tersebut. Kalimat tersebut
seharusnya : Tentunya kita mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan isi pikiran dan perasaan kita kepada orang lain tersebut.
·
Dalam kaitannya dengan
pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat, terdapat satu masalah yang hingga
saat ini masih terjadi. Kalimat tersebut seharunya : Akibatnya,
timbul masalah yang hingga saat ini masih selalu terjadi
·
Kita tentu sering
mendengar orang menggunakan
kata kosong untuk menyebut angka yang
dilambangkan dengan “0” di masyarakat. Kalimat tersebut seharusnya : Kita sering
mendengar penggunaan kata kosong untuk
menyebut angka yang dilambangkan dengan “0” di masyarakat.
·
Makna-makna lainnya
dari kata kosong ini ialah ‘hampa’, ‘tidak mengandung arti’,
‘tidak bergairah’, ‘tidak ada yang menjabatnya’, ‘tidak ada sesuatu yang
berharga’, dan ‘tidak ada muatannya’. Sebaiknya
kata makna-makna lainnya diganti
menjadi makna lainnya. Karena
terjadi pemborosan pada frase tsb
·
Berbahasa Indonesialah
secara baik dan benar untuk menuju
masyarakat madani dalam hal berbahasa. Seharusnya : menuju diganti tercapainya / terwujudnya
KELEBIHAN: Menurut
kami penyampaian pada artikel tersebut sudah cukup tersampaikan, apa maksud
dari si penulis membuat artikel tersebut, dan ditujukan kepada siapa artikel
tersebut. Serta ajakan kepada para pembaca untuk berbahasa Indonesia yang baik
dan benar dengan menghindari pemakaian kata-kata yang salah.
KEKURANGAN: Diksi,
struktur kalimat, tidak bernalar
Komentar
Posting Komentar